Posts

Mt. Puthuk Gragal 1480 masl. 4-wheel drive.

Image
Setelah sebelumnya agak kapok pulang dari Puthuk Siwur, ternyata hari Minggu, 9 Mei 2021 kemarin kita hiking lagi. Ternyata nggak kapok gengs. Kali ini tujuan kita adalah Puthuk tetangga, yaitu Puthuk Gragal. Dalam bahasa Jawa, puthuk artinya bukit, dan gragal  artinya jalan berbatu / batu-batuan. Aslinya gue rada pesimis karena takutnya track nya juga ikutan gragal kayak Puthuk Siwur. Tapi ternyata tidak........tapi yah, mirip. Pagi itu kita berangkat rada siang, jam 5:55 karena masih contemplating jadi berangkat apa kaga. Cuaca pagi itu lebih terang daripada waktu minggu kemarinnya berangkat ke Puthuk Siwur, tapi lebih dingin. Tangan gue beku seperti biasa. Kalau minggu kemarin badan gue nggak kedinginan, kali ini ikutan kedinginan kena angin pagi. Setelah sampai di Pacet, kita belok kiri menuju arah Claket. Jalannya sama kayak waktu ke Puthuk Siwur, tapi lebih jauh dikiiiit.  Kita sampai di basecamp Puthuk Gragal jam 6:37 dan mulai pendakian sekitar jam 6:40. Basecamp Puthuk Gragal

Mt. Puthuk Siwur, 1429 mdpl (masl). Nyebelin!

Image
Pemandangan Gunung Penanggungan yang tertutup awan dan temannya, Gunung Bekel. Salam dari tanjakan setan. Masih di Mojokerto, hari minggu kemarin gue dan kakak memutuskan untuk hiking  ke Puthuk Siwur, salah satu gunung kecil di kecamatan Pacet, Mojokerto. Ada perubahan rencana dari sebelumnya yang menargetkan ke Watu Jengger 1100 mdpl, karena ternyata Watu Jengger menerapkan pendaftaran online yang disamaratakan dengan pendakian Arjuno-Welirang. Yah, karena kita males daftar-daftar gitu karena jadi kayak pendaki beneran (WKWKWKWK), akhirnya kakak merekomendasikan satu gunung namanya Puthuk Siwur, tingginya masih kalah dikit sama Penanggungan. Kata orang-orang sih landai dan cocok untuk pemula. Tapi menurut review orang-orang, waktu tempuh dari basecamp ke puncak itu sekitar 2 jam-an. Jauh sama Lorokan yang kata orang-orang sekitar 30 menit sampai 1 jam. Padahal, basecamp Puthuk Siwur sudah berada di ketinggian 900an mdpl. Berarti, kita hanya akan naik sekitar 500an mdpl.  Dengan berbe

Mt. Lorokan 1100 mdpl (masl)

Image
 Dear stalkers,  FYI, gue memang Mojokerto- based. Postingan ini cuma berupa cerita, curhatan dan sedikit bumbu sumpah serapah. Jadi bagi kalian yang kesini dalam rangka mencari informasi untuk mendaki Gunung Lorokan hmm.... sorry to disappoint you. Gue bakal tetap ngasih tips nanti di bawah, tapi hanya seputar pendakian nya, bukan how to get there karena gue kesana pake kendaraan pribadi. Jadi setelah yang gue janjikan di postingan terakhir, sebelum gue lupa detail-detailnya, gue mau bahas pendakian pertama gue di Gunung Lorokan, 1100 mdpl, Mojokerto. Gunung ini kita pilih karena ketinggiannya lumayan pendek dan berdasarkan review dari seorang pendaki yang naik bareng keluarga kecilnya (Ibu, Bapak, anak kecil), gunung ini cukup family friendly.  Rencana ini memang super dadakan, hanya karena gue dan kakak yang udah nggak sabar lagi nunggu setelah puasa. Dengan berbekal histori menjajal Bukit Krapyak tanpa minum, akhirnya kita optimis bisa juga nih dicoba Gunung Lorokan tanpa minum. Ak

Persiapan Perjalananku Menapaki Rumah Dewa-Dewi

Gue selalu pengen naik gunung. Walaupun gue sukanya sama laut, jujur aja mental gue belum cukup untuk berenang di laut, paling banter cuma ngerendem badan sampe dada doang. Jadi siapapun yang punya cukup mental dan bisa berenang di laut, I respect you Sir. Tapi bukan gue kan ya kalau nggak ada "tapi-tapian"nya. Jadi walaupun gue selalu pengen naik gunung dan keinginan itu nggak pernah luntur bahkan semakin menjadi-jadi, I never really take it into action for years .  Waktu di kuliahan, gue nggak mau naik gunung bareng Mapala - Mapala an itu, karena gue tau mayoritas dari mereka adalah ahli hisap. Walaupun dimana - mana gue baca dan denger bahwa "cinta alam", "bawa sampahmu kembali turun", "kebersamaan" dan "kekompakan tim" adalah yang utama dan melekat kuat di organisasi-organisasi semacam itu, sorry to say, that was a complete, ultimate bullshit . Mau tau kenapa?  "Cinta alam" yang mereka agung-agungkan itu bertolak belakang

Ramadhan Tahun Ini

Image
Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, aku selalu bisa merasakan suasana hangat penuh canda, tawa dan keceriaan. Mayoritas anggota keluarga besar, walaupun tidak semuanya bisa berkumpul dalam satu waktu karena harus membagi waktu antara orangtua dan mertuanya, akan berkumpul di sebuah rumah besar berhalaman luas di Jember. Ya, rumah itu milik kakekku dari sisi Bapak. Eyang Kakung, sosok tertua dalam keluarga besar Bapak (dan kini, juga bagi Ibu) sekaligus pemersatu alasan kami berkumpul setiap akan lebaran. ‘Lebaran di Jember’ adalah favoritku. Walaupun dari tahun ke tahun keluarga kami harus bergantian berbagi jatah hari lebaran antara Surabaya dari sisi Ibu dan Jember dari sisi Bapak. Selain suasana adem yang ditawarkan kota dengan ketinggian 89 MDPL itu, Jember juga penuh canda. Berbeda dengan suasana harmonis namun serius yang dapat kurasakan setiap kali menghabiskan hari lebaran di Surabaya. Kami akan menggelar karpet dan kasur-kasur kecil di ruang tamu untuk tidur bersama bersisia

Belongs In The Sea

To be competed in Creative Writing: Short Story Competition by Sasing UGM Karya dibawah ini sebelumnya belum pernah dipublikasikan di media manapun, cetak maupun elektronik. Dan karya ini adalah hasil karya saya sendiri.  Senja disposed of her bag full of textbooks down on the pavement road, releasing some weight from her stiffed shoulders. Her breath was heavy and her legs went all shaky after that long, stupid run from a bunch of gangsters she saw on the intersection. Senja knew that she would not have to turn around before they caught the glimpse of her back and ran for her life, when she got six knives secured in a pouch attached to her arms, hidden underneath her long-sleeved shirt. She would not have to fear anything when she knew best that at least, threats like this would come to haunt her eventually. Senja only had not gotten used to it, to be hunted. After soothing the tempo of her heartbeat, she continued her journey to home. Her eyes caught a squad of birds, fl